Hubungi Halo DSF

Ketahui Faktor yang Mempengaruhi IHSG Turun

Ketahui Faktor yang Mempengaruhi IHSG Turun Ketahui Faktor yang Mempengaruhi IHSG Turun
Admin • 18 Desember 2025 • Dilihat 47

Penurunan IHSG - Apakah itu hanya efek jangka pendek atau sinyal lebih dalam? Lalu, apa saja faktor yang memicu IHSG turun secara drastis, dan bagaimana hubungan antar faktor tersebut? Dalam tulisan ini, Anda akan menemukan uraian tentang penyebab utama penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), agar Anda memahami dinamika pasar modal Indonesia secara mendalam.

 

Makna Penurunan IHSG bagi Pasar Modal Indonesia

IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) mewakili pergerakan harga dari seluruh saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Saat IHSG turun, ini berarti secara umum harga banyak saham menurun, bukan hanya segelintir sektor. Penurunan indeks menjadi alarm bagi investor bahwa kondisi pasar sedang mengalami tekanan. Sebagai indikator agregat, IHSG mencerminkan sentimen investor, kondisi ekonomi makro, serta dinamika global dan domestik.

 

Penurunan bisa bersifat korektif (penyesuaian normal) atau spontan jika terjadi reaksi keras terhadap sentimen negatif. Untuk Anda yang berinvestasi atau mempertimbangkan masuk ke pasar modal, mengenal faktor-faktor penyebab bisa meminimalkan risiko keputusan yang gegabah.

 

Faktor Utama yang Mempengaruhi IHSG Turun

1. Aksi Jual Asing & Aliran Modal Keluar

Salah satu faktor dominan yang sering mempengaruhi turunnya IHSG adalah aksi jual dari investor asing. Ketika institusi asing menarik dana mereka, likuiditas pasar domestik melemah, dan tekanan jual meningkat. Ini menyebabkan harga-harga saham tertekan secara luas. Di masa ketika peringkat Indonesia diturunkan oleh lembaga investasi internasional, kekhawatiran investor global merebak sehingga arus dana keluar menjadi lebih besar.

 

2. Kinerja Emiten dan Laporan Keuangan Mengecewakan

IHSG merupakan agregat dari kinerja banyak perusahaan publik. Jika banyak emiten melaporkan laba turun atau beban operasional membengkak, investor akan merespons dengan menjual saham-saham tersebut. Penurunan kinerja fundamental perusahaan menjadi pemicu signifikan penurunan IHSG.

 

3. Kebijakan Moneter & Suku Bunga

Kebijakan suku bunga yang naik, baik di dalam negeri oleh Bank Indonesia (BI) maupun internasional (seperti kebijakan The Fed), meningkatkan biaya pinjaman dan menurunkan minat investor terhadap saham. Saat suku bunga global tinggi, dana bisa berpindah ke instrumen yang dianggap lebih aman seperti obligasi atau deposito. Di Indonesia, tekanan suku bunga domestik juga memengaruhi daya saing pasar saham dan beban pembiayaan perusahaan.

 

4. Nilai Tukar Rupiah Melemah

Rupiah yang melemah terhadap dollar AS memberi tekanan cost perusahaan yang menggunakan bahan impor atau membayar utang luar negeri. Investor asing dan lokal bisa kehilangan kepercayaan jika risiko valas dianggap tinggi, lalu mereka pun melepas aset mereka. Fluktuasi rupiah seringkali digunakan sebagai indikator tambahan bahwa pasar sedang rentan.

 

5. Sentimen Global dan Ketidakpastian Ekonomi Dunia

Faktor global seperti perang, krisis geopolitik, inflasi dunia, dan suku bunga AS sangat mempengaruhi pasar negara berkembang, termasuk Indonesia. Ketika investor global cemas, alokasi modal biasanya keluar dari pasar berisiko tinggi seperti saham. Sentimen seperti kenaikan tarif perdagangan di AS, ketegangan antar negara, atau perlambatan ekonomi global bisa memicu gelombang penjualan di pasar saham Indonesia.

 

6. Kebijakan Fiskal, Defisit Anggaran & Beban Utang Negara

Kondisi fiskal negara turut memengaruhi persepsi investor tentang stabilitas ekonomi. Jika defisit anggaran melebar, utang jatuh tempo tinggi, atau penerimaan negara lemah, kepercayaan investor bisa terganggu. Misalnya, kondisi ketika defisit anggaran bertambah atau beban utang besar jatuh tempo, hal ini dapat menarik perhatian investor.

 

Kasus IHSG Turun & Ilustrasi Nyata

Mengutip Katadata.co.id, terdapat kasus penurunan signifikan yang terjadi pada 18 Maret 2025 lalu. Pada hari itu, IHSG melemah hingga sekitar 3,84% dalam satu sesi perdagangan, memicu penghentian perdagangan (trading halt) sementara waktu.

 

Beberapa media lain seperti Kontan, menyebutkan penurunan tersebut kemungkinan dipicu oleh kombinasi berbagai faktor. Mulai dari aksi jual asing besar-besaran (net sell) pada saham-saham likuid dan perbankan, hingga koreksi tajam di sektor teknologi, barang baku, dan energi. Kondisi ini diperparah oleh sentimen negatif terhadap perekonomian dalam negeri akibat defisit APBN, menurunnya penerimaan pajak, dan pelemahan rupiah.

 

Apa yang Perlu Dipahami Sebagai Investor

  • Penurunan IHSG seringkali bukan akibat dari satu faktor tunggal, melainkan kombinasi dari global, domestik, dan kinerja perusahaan.
  • Sebagian besar penurunan besar disebabkan oleh aksi jual besar dari investor asing yang sensitif terhadap perubahan global dan regulasi dalam negeri.
  • Sektor-sektor unggulan seperti perbankan, komoditas, dan konsumsi biasanya menjadi leading dalam pergerakan indeks ketika sektor ini melemah, indeks juga cenderung merosot.

Anda juga perlu untuk terus mengetahui laporan keuangan emiten, kebijakan BI/OJK, dan berita global agar dapat menyaring apakah penurunan IHSG bersifat jangka pendek (koreksi) atau sinyal tren jangka menengah.

 

Baca juga: IHSG dan Fungsinya

News Section
Berita Terbaru
Menampilkan berita-berita terbaru dari Dipo Star Finance
News Section
Berita Terkait
Menampilkan berita-berita terkait dari Dipo Star Finance
News Section
Berita Terkait
Menampilkan berita-berita terkait dari Dipo Star Finance
Kami Menghargai Privasi Anda
Website ini menggunakan cookie. Dengan klik Terima atau melanjutkan penelusuran website, Anda menyetujui penggunaan cookie kami. Kebijakan Privasi